h1

“J U A R A”

February 16, 2011

Latihan kami hampir setiap hari tanpa jeda. Lalu begitu Grand Prix Marching Band sudah semakin dekat, para alumni dengan biaya sendiri (sekolah tidak pernah membiayai)menyewa GOR atau semacam hanggar untuk kami latihan intensif. Disana sudah tidak ada lagi latihan ‘basa basi’, kami berulang-ulang main ‘1 set’, dari awal sampai akhir secara keseluruhan lengkap dan Gubrak !!!

Letih namun bayangan kami ingin sekali jadi juara membuat semua letih itu tidak terlalu menghalangi. Tahun lalu saat aku masih duduk di kelas 1, dan untuk pertama kalinya aku mengikuti GPMB, kami juara dua, itu saja sudah bangga walau hanya jadi ‘Runner Up’, tapi ini kan se Indonesia, jadi bolehlah kami menikmati tepuk tangan riuh saat itu. Juara saat itu ada di tangan ‘Pupuk Kaltim’ yang semua pelatihnya ‘import’. Di bawah kami ada dua unit dari sekolah khusus wanita yang antar mereka saling bersaing saat itu, dan beberapa dari universitas negeri ternama di Indonesia, serta unit2 dari perusahaan-perusahan swasta besar dan instansi pemerintah. Sebuah ajang nasional yang menyatukan semua kalangan dalam memperebutkan predikat Unit Marching Band terbaik di negeri tercinta kita ini….fiiiuuh..rasa tegangnya terasa lagi saat aku menulis ini.

 

Grand Prix makin dekat, teman-temanku yang bermain alat tiup mulai berdarah-darah bibir mereka, karena aku bukan di unit yang sama, aku kurang begitu mengerti mengapa samapi seperti itu, tapi nampak mereka tenang-tenang saja mungkin karena sudah terbiasa. Sementara aku dan rekan seunitku mulai terasa kaku punggungnya, alatku seperti sudah nempel di badan he…he..he Oji teman seangkatanku bahkan sempet pingsan dan dilarikan ke Rumah Sakit di bilangan kuningan yang terdekat dari sekolah waktu itu. Aku dan teman-teman tidak di ijinkan menjenguk, oji diurus oleh para alumni seingatku waktu itu, kami tetap di sekolah sampai malam hari. Kami semua sempat senewen berat, karena waktu itu Oji harus Solo Bariton kalau tidak salah, tapi detik-detik terakhir menjelang GPMB, Oji akhirnya sembuh dan datang juga.

 

Bus Biru besar berlogo sebuah burung siap mengantar kami ke Senayan tempat kami berlaga. Alumni yang mengantar saat itu jauh lebih banyak dari latihan biasa, para orang tua pemain tidak mau kalah sibuk, ada yang sibuk dengan kamera mereka, sibuk dengan makanan untuk anaknya, seolah-olah kami akan perang he..he..he.. Begitu juga dengan orang tuaku, khususnya ayahku yang senang sekali aku aktif di GT. Orang tuaku sudah mengantarku pagi sekali ke sekolah, lalu mereka mengikuti bis kami sampai senayan, dan entah dimana mereka setelah itu, karena aku dan teman-temanku tidak mungkin menonton unit lain di dalam, kami pemanasan dan hanya menunggu giliran tampil sambil banyak doa saja.

 

Field Commander Kami seorang alumni 5 tahun diatasku memberi aba-aba agar kami bersiap. Akhirnya tiba giliran unit kami unjuk gigi, wah rasanya campur aduk saat itu. Ada rasa tegang, rasa grogi dll yang tidak penting, aku bolak balik melihat stick snare drumku, padahal dilihat berkali-kali pun gak akan pengaruh sebetulnya. Alatku lah yang pertama berbunyi saat itu, mengiringi unit kami masuk ke Istora, sebetulnya itu tugas mudah, namun karena merasa hanya sendiri yang melakukannya dan sekali saja aku melakukan kesalahan bisa buat kami seunit kacau, jadilah aku penuh konsentrasi melihat ke arah Field Commander kami saat itu, untung yang harus dilihat saat itu enak dilihat he..he..he..

 

Ketegangan saat menuju Istora berubah menjadi rasa bangga, saat unit kami mulai memasuki lantai istora, dan MC menyebutkan Identitas kami dan kekuatan unit kami lengkap dengan profile kami saat itu, teriakan dan tepuk tangan seiisi istora terdengar ramai sekali. Aku mulai bisa tersenyum dan menjalankan tugasku dengan santai, malah mungkin bunyi Snare Drum ku menjadi lebih keras ha…ha..ha… Bangga sekali mendengar keramaian seluruh penonton disana menyambut kehadiran kami disana, walau kami tahu setengah dari yang gaduh itu pasti para alumni kami sendiri dan orang tua pemain, tapi kami juga sudah mulai punya nama bagus di dunia Marching Band Indonesia walau baru Runner Up.

 

Kegaduhan itu berhenti berbarengan dengan aba-aba Field Com kami yang saat itu akan memberikan penghormatan ke dewan Juri. Kami semua dalam keadaan ‘siap tempur’ di posisi masing-masing. Setelah Field Commander kami selesai memberi hormat,tepuk tangan terdengar ramai lagi, mereka tau sebentar lagi GITA TELADAN akan menggemparkan Istora dengan Aksi pamungkas kami yang sudah kami persiapkan selama SETAHUN !!

On my own, pretanding he’s beside me….. Sumpah ini lagu keren banget, apalagi kalau dimainkan Gita Teladan dengan aransement alumni legendaris kami. Para Colour Guard lebih banyak ber Balet, bendera mereka istirahat sejenak, kereeeen banget….. BRAVO buat para alumni, you all the best!!

Perkusi waktu itu tidak mau kalah heboh, pertama kali dalam hidupku, melihat PELK – PELK mobil bekas bisa ambil bagian dalam musik kami, biasa Mr.Vin, alumni yang melatih unitku selalu tidak mau kalah kalau soal buat ‘huru hara’ di aransemennya, sayang beliau sekarang sudah undur diri dari Gita Teladan, sementara yang lain masih setia sampai detik ini. Miss You Mr.Vin…. Sekarang aku hanya melihat Mr.Vin dideretan dewan juri saja saat Grand Prix berlangsung.

 

Suasana se istora kami bawa ke beberapa waktu ke belakang, dengan tempo sangat amat cepat, seolah-olah kami pasukan tentara yang sedang benar-benar berlaga di medan perang, kejar mengejar dalam display yang indah sambil terus menjaga musik kami tetap spektakuler. Dan lampu di lapangan istora itu sudah berubah kuning, sebentar lagi kami harus menyelesaikan aksi kami dan, DONE!!! Posisi siapku dan semua teman-temanku juga, sangat sempurna, wajah dan dagu kami lurus dan agak terangkat ke depan dengan ‘Sangat Bangganya’, kami tahu ini baru selesai beraksi belum lagi juri menilai, tapi rasanya gemuruh tepuk tangan seistora sudah mengisyaratkan bahwa kami ‘JUARA’nya….

Aku kembali mengiringi unitku keluar lapangan dengan Snare Drumku, satu-satunya solo yang pernah aku lakukan di GT ha..ha…ha.. Kami keluar masih dengan sangat teratur dan tertib, seolah-olah tidak perduli dengan teriakan –teriakan penonton yang sedang memberikan apresiasinya kepada unit kami. Begitu semua sudah di luar Istora, baru kami mulai bisa tertawa lega.

 

Semua anggota, alumni, pelatih dan orang tua murid sudah di bangku penonton. Semua unit lain juga sudah siap mendengarkan pengumuman bersama tim mereka.Dua unit dari sekolah katolik khusus perempuan bahkan sudah memblok tempat untuk semua pasukan mereka di tempat VIP. Untuk masalah dana mereka tidak kesulitan seperti kami, bahkan untuk kostum mereka menggunakan designer ternama ibu kota, sementara kami menjahit sendiri, topi juga kami buat sendiri bersama, sepatu asli dari cibaduyut he…he..he.

 

Devile peserta GPMB memasuki lapangan, semua unit mengirim perwakilannya untuk mengikuti ritual ini, semua membawa bendera kebanggaan unit masing-masing. Syukur saat itu aku tidak dalam barisan di lapangan itu, karena mungkin aku tidak akan tahan untuk tidak lompat-lompat kegirangan saat piala itu jadi milik kami! Ya, akhirnya setelah perjuangan panjang, Piala bergilir besar itu mampir juga di SMA kami.

 

Setelah semua penilaian di umumkan, beberapa alumni mencatat nilai-nilai dari semua juri, dan akhirnya….. MARCHING BAND GITA TELADAN , SMAN 3 Teladan Jakarta, …………J U A R A !!!!!!!

Woooww….kami berlompat-lompat dan teriak-teriak gembira sangat, ini pertama kalinya untuk Marching band kami, dan Thanks God, terjadi saat angkatanku.Merinding saat melihat piala itu diterima rekanku di lapangan bawah sana, suara tepuk tangan dan teriakan histeris membuat istora seperti kelebihan manusia di dalamnya. Kami berlari-lari turun ke bawah sambil tak berhenti memekik mekik kegirangan, menghampiri rekan-rekan kami dan piala kami…. Betapa masa SMA ku tak terlupakan saat itu…

P A G E R I…P A G E R I…

Miss that moment so much…

 

Buat semua juniorku tercinta di SMA 3 saat ini, seandainya aku bisa mentransfer ‘Rasa’ bangga saat itu pada kalian, ketahuilah apa yang sedang kalian geluti hari ini dan seterusnya sungguh sesuatu yang berharga….

 

Saat keringat kalian bercucuran di lapangan panas sekolah kita, tak setetespun keringat yang jatuh itu sia-sia….

 

Saat sorotan mata alumni dan kata-kata mereka sesekali membuat kalian tak nyaman hati, percayalah, mereka sayang kalian seperti mereka mencinta Marching Band Gita Teladan  milik kita semua…

 

Saat tak ada waktu tersisa untuk sekedar nonton film premier bersama sahabat – sahabatmu, sungguh kalian tidak merugi, karena waktu yang kalian habiskan di GT akan kalian nikmati manfaatnya di kemudian hari, lebih dari sekedar sebuah cerita film….

 

Pastikan baju berlidah kalian tetap eksis sampai waktunya kalian pergi meninggalkan SMA kita tercinta… dan kembalilah dengan rasa sayang untuk membuat marching band kita tetap bisa ‘ada’ dan ‘juara’ bersama dukungan kita tanpa seragam sekalipun… PAGERI!!!

 

 

 

Di kutip dari senior saya

 

3 comments

  1. yep yep
    kereeen!


  2. ini pas tahun berapa deh?
    juara 2?
    tahun 1993?


    • di ambil dari messagenya mbak mira



Leave a reply to ikhsan Cancel reply